PRABUMULIH, RUBRIKTERKINI – Keluhan terhadap pelayanan kesehatan di RS AR Bunda Prabumulih kembali mencuat. Setelah sebelumnya anak Wali Kota Prabumulih H. Arlan sempat mendapat pelayanan kurang maksimal, kini seorang bayi berusia 4 bulan meninggal dunia usai dirawat di rumah sakit tersebut, hingga keluarga menuding adanya unsur kelalaian.
Ibu bayi, Sumarni (36), mengatakan bahwa pada 6 November 2025 ia membawa anaknya ke IGD RS AR Bunda Prabumulih karena demam tinggi. Setelah mendapat penanganan awal, sang bayi kemudian dirawat inap selama enam hari. Namun kondisi justru tidak membaik.
Selama masa perawatan, demam sang bayi tidak turun, sementara perutnya terlihat kembung dan membesar. Sumarni mengaku telah menyampaikan kondisi ini kepada tenaga medis, namun respons yang diterima dinilai tidak maksimal.
“Pelayanan yang kami terima tidak maksimal. Wajar kalau kami menduga ada unsur kelalaian,” ungkapnya.
Sumarni juga menyebut bahwa anaknya mengalami kejang sebanyak tiga kali, tetapi tidak segera mendapat penanganan serius. Baru setelah keluarganya menyampaikan protes, barulah bayi ditangani dan dibawa ke ruang PICU.
“Saya disuruh sabar. Anak saya kejang-kejang, saya memeluknya sambil menangis tapi tidak ada tindakan cepat. Baru setelah adik saya marah-marah ada respon. Saat itu anak saya sudah tidak sadar,” katanya.
Karena kondisi terus memburuk, bayi tersebut kemudian dirujuk ke RS Bari Palembang. Setelah menjalani perawatan selama empat hari, bayi itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Cukup saya yang merasakan ini. Jangan ada lagi kejadian seperti ini. Kami tidak terima dan rumah sakit harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Kakak ibu bayi, Kasnadi, mengungkapkan bahwa keluarga sudah menyampaikan laporan dan keberatan kepada pihak rumah sakit. Namun hingga kini belum ada penjelasan detail.
“Senin kami laporkan, Rabu mereka cuma bilang kasus masih diselidiki. Tidak ada kejelasan,” ujarnya.
Kasnadi juga menuturkan bahwa kondisi keponakannya saat tiba di RS Bari Palembang tampak mengkhawatirkan.
“Kaki dan tangannya biru lebam. Entah karena obat atau apa, kami tidak tahu. Karena itu kami mempertanyakan penanganan selama dirawat di RS AR Bunda,” katanya.
Direktur RS AR Bunda Prabumulih, dr. Harry Wahyudi Sp.Rad, MARS, saat dikonfirmasi tidak menampik adanya keluhan keluarga pasien.
“Info terkait ini sudah masuk. Saya belum bisa memberi konfirmasi atau penjelasan apa pun sementara ini. Nanti setelah ada hasil follow up akan kami sampaikan,” ujarnya singkat.
Hingga berita ini diterbitkan, RS AR Bunda Prabumulih masih melakukan penelusuran internal mengenai kronologi dan dugaan kelalaian dalam penanganan pasien bayi tersebut.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar